Moving Class di SMP Labschool Jakarta

Jika kita ingat kembali ke beberapa bulan yang lalu tepatnya pada tanggal 30 Juli 2008, mungkin kita akan dibawa kembali mengingat sebuah peristiwa dimana SMP Labschool Jakarta terbakar akibat dari terbakarnya Teater Besar UNJ yang lokasinya menempel dengan SMP Labschool Jakarta.

Ratusan file, arsip, dokumen, hingga perlengkapan sekolah terbakar api. Tak hanya itu beberapa ruangan di sekolah pun ikut terbakar, seperti ruang kelas, ruang laboratorium Biologi, ruang laboratorium komputer, dan lainnya. Dengan demikian para pengurus sekolah membuat suatu kebijakan agar para siswanya dapat belajar dengan ruangan yang layak sebagai ruang pengganti yang terbakar. Kebijakan tersebut akrab disebut Moving Class.

Proses sistem moving class ini dilakukan dengan cara setiap mata pelajaran siswa berpindah ruangan ke ruang kelas mata pelajaran tersebut. Dan siswa pun dapat menempati hampir keseluruhan ruang kelas yang ada saat moving class.

Namun dari sebelum sistem moving class diberlakukan sudah banyak siswa yang menolak adanya sistem moving class. Akan tetapi kebijakan itu tetap muncul dan membuat para siswa harus menjalaninya.

Bukan hanya sebelum moving class diberlakukan, tapi saat moving class sudah berjalan pun berbagai penolakan terlontar keluar dari suara-suara siswa. Tak hanya penolakan bahkan protes pun muncul. Ada sebagian alasan mengapa moving class ditolak keberadaannya, yaitu :

● Tersitanya banyak waktu karena saat moving class jalur perpindahan sangat padat sehingga menghalangi kecepatan perpindahan. Tidak hanya satu atau dua kelas yang moving class di saat pergantian pelajaran tapi ada banyak kelas yang berpindah sehinggan jalur perpindahan padat.

● Awalnya moving class hanya sementara dilakukan dengan alasan banyaknya ruang kelas yang masih diperbaiki pasca kebakaran, namun dengan selesainya perbaikan seluruh ruang kelas seharusnya moving class bisa tidak diberlakukan lagi.

● Moving Class bisa mengurangi keefektifan belajar mengajar karena waktu yang terbatas untuk berpindah tempat membuat guru untuk menjelaskan materi pelajaran dengan cepat dan siswa pun memiliki waktu mencatat yang terbatas sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang efektif dan kurang nyaman.

● Waktu ujian suatu mata pelajaran akan semakin berkurang. Untuk mata pelajaran yang memiliki waktu 2 jam mata pelajaran pada tiap pertemuan bukanlah merupakan hal yang sulit dalam mengadakan ulangan. Akan tetapi untuk mata pelajaran yang memiliki 1 jam mata pelajaran pada tiap pertemuan waktu yang tersita akibat dari proses perpindahan moving class akan mengurangi waktu untuk dilaksanakannya ulangan sehingga siswa akan berkurang konsentrasinya akibat terburu-buru dan akan mempengaruhi nilai.

● Banyaknya resiko kehilangan barang dan fasilitas yang lebih cepat rusak. Hal ini dibuktikan pada saat moving class diberlakukan. Banyak meja, kursi, dan tembok yang rusak karena siswa merasa tidak bertanggung jawab terhadap kelas.

● Sampah yang tertinggal di kelas pun menjadi suatu masalah yang menggangu. Banyak siswa yang merasa tidak bertanggung jawab sehingga meninggalkan berbagai sampah di sudut-sudut kelas terutama di kolong/laci meja.

● Bawaan yang berat membuat siswa menjadi kerepotan dalam membawanya saat berpindah kelas. Dan tenaga pun berkurang akibat dari membawa barang bawaan yang berlebihan. Sehingga saat belajar pun konsentrasi belajar pun berkurang dan memungkinkan siswa mengantuk dan tertidur di kelas.

● Tingginya resiko kehilangan barang bawaan siswa. Dompet, buku, handphone, dan sebagainya merupakan benda-benda yang biasanya tertinggal di kelas. Saat berpindah kelas, pengguna ruang kelas tersebut berganti dan memungkinkan hilangnya barang-barang tersebut akibat diambil orang lain.

Bagi para siswa kelas 9 kondisi moving class akan mengurangi konsentrasi belajar. Padahal untuk siswa kelas 9 harus mempersiapkan untuk kebutuhan Ujian Nasional. Dengan berkurangnya waktu belajar maka konsentrasi pun akan berkurang juga dan memungkinkan dapat mempengaruhi nilai.

Sistem Kebijakan Moving Class ini boleh saja diberlakukan dengan persiapan, fasilitas, dan evaluasi yang memadai. Lagipula hingga saat ini di SMP Labschool Jakarta hampir seluruh siswa tidak mengerti apa manfaat dan guna dari sistem moving class karena sosialisasi manfaat moving class tidak ada sehingga makin banyak menuai berbagai penolakan dari banyak siswa.



Comments

Popular posts from this blog

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Ngejebak (Part 2)

Menyikapi Permasalahan dalam Hidup